Minggu, 17 November 2013

* Wanita-Wanita itu

Setelah memberikan berbagai penerangan, Naimah perempuan misterius ini mulai kembali bersenandung dengan syair-syair aneh. Sikurus hanya terdiam sekaligus berusaha menyimak bait demi bait yang disampaikanya melalui lagam keadalaman jiwa. Suaranya membuat getaran-getaran khas, kita semua seolah mengikuti alur tarikan nafas yang dikeluarkanya, sehingga didalam biasan-biasan imajinasi menggambarkan sosok seorang perempuan dengan keyakinan hati, melepaskan semua impian, pengikat-pengikat hati dan mengosongkan jiwa untuk dipersembahkan kepada sang pencipta.

Gambaran tanah tandus seakan nyata naik membentuk sebuah puncak dengan ketinggian yang sangat, bumi yang tadinya bergetar dengan hebatnya mengeluarkan suara ketakutan, memperlihatkan sosok perempuan itu yang kini berada di atas puncak yang naik menembus langit.
 
Wanita muda berparas jelita seakan khusuk berdoa, didalam genggaman erat kedua tanganya yang membentuk simbol kekuatan hati, ia tertunduk lama. Entah doa apa gerangna yang dipanjatkanya, ia terlihat tersungkur bersujut diatas tanah meninggi, setalah bebrapa lama ia tetap tidak bergeming, wajahnya memucat, matanya melayu, hidungnya seakan lekat dengan tanah.

  Dengan cepat ia kembali menatap langit, pemandangan awan yng mengitarinya beserta sinar mentari yang cerah seakan kosong dan tidak dapat menjawab semua gelora yang dipanjatkan melalui sebuah doa. Perempuan itu menengadahkan kedua tanganya dengan tinggi, lalu ia berputar-putar seperti melakukan sebuah tarian sepritual.

Putaran demi putaran itu seakan tidak berhenti, ia seakan menarididalam kekosongan jiwa, putaran itu semakin cepat dan semakin lebih cepat lagi. Lantunan syair wanita ini memang sangat berbeda, ia selalu mengajak kita bermain dipikiran sendiri,  getaranaya sangat halus, liukanya sangat menyakitkan hati, maknanya sangat luas, sehingga kita seakan melihat perempauan yang menari menerikan kerelaan menjatuhkan diri dari tempat yang teramat tinggi. dari ketinggian lalu menukik jatuh kebawah,


Aku, kamu satu didalam Satu
Tidak ada penyempurna kecuali kamu
Aku berdiri dan terjatuh karena itu
Tidak ada harapan terlepas
Tidak ada asa yang terputus
Tidak ada luka yang membunuh
Syir-syir itu telah memberitahukan aku
Bisikan-bisikan lembut ini sangat menggoda
Kembalikan aku kepada kesucian
Satukan aku dengan genggaman
Jiwa ini terlalu keras untuk dikekang
Biarkanlah ia terkunci dan terbuang
Bebaskan aku mengukir takdir ini sendiri
Bila ku serahkan jiwa ini kepada kerinduan
pantaskah pengorabanan ini, dibalas pengampunan

Pemuda yang terluka kini sudah kembali dari angan-anganya, tubuhnya yang kurus dengan wajah kusam dan rambut tak tertata, hanya duduk bersimpuh, ia terus memperhatikan wanita-wanita dihadapnya,  mereka duduk seolah menyaksikan sebuah pertunjukan indah, Naimah gadis tercantik setelah melantunkan bait, kini menanyakan kedala sipemuda.

 Ia menanyakan kebingungan apa kepada pemuda, kenapa ia hanya tertegun dan tidak mengeluarakan kata-kata, apakah cukup terlalu aneh kalau kehidupan seperti ini dianggap sebuah mimpi, ataukah kehidupan lain dengan beban yang mesti dipertanggung jawabkan, yang lebih ia dipilih.

Hentikanlah hai, pemuda. Buanglah angan-angan dan impian kosongmu kejalanan, biarkalah mereka terpanggang mentari, bersihkanla hati yang hitam, mereka sudah terlalu banyak menerima kebusukan hati, jangan pernah disesalkan, ini hanya guratan nasib yang mesti dijalankan, apakah kamu belum tahu selama ini kamu tidak mempuyai penantian diujung jalan, dimana tempat kamu bersinggah dan diamana tempat terbaik kamu untuk menetap.

 Pemuda kurus itu, hanya terdiam, wajahnya menunduk dengan kebingungan, sekali lagi ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, ia kembali mencoba mengusap, dan kembali bertanya-tanya apakah ini hanya sebuah mimpi.

Sikurus mulai nampak kesal, ingatanya tak mampu menjawab, ia kembali menguak kata-kata dasar, pemikiranya semakin frontal lalu semakin bertambah kacau, kegelisahan-kegelisahan ini tak tahu harus diletakan dimana. Ia malu tidak bisa menjawab, karena sat ini ia tidak tahu sedng berada didunia mana.

Wanita-wanita ini juga tak bergerak, mereka tidak mau membantu si kurus yang terbakar. Nampaknya jawaban ini harus ia temukan sendiri, meskipun kepalanya pecah karena kedua tangan itu sudah membuatnya gila.



Gerakan gemulai dan nada yang sangat manja itu mulai menuturkan misteri yang dipendamnya. Kata-katanya mendesir seperti deru angin, satu persatu kata itu keluar dari bibir tipis merah merekah.

”Naimah, pintu utama yang terbuka khusus untuk mu, aku disini selalu hanya untukmu saja dan tidak untuk yang lain. Aku ratu dari seluruh perawan-perawan suci disini, dan mereka juga hanya di khususkan hanya untuk mu”.

Ia juga mengatakan, doamu sudah terjawab. Sehingga kami berada disini menanti-menanti dan menanti anda. Aku tercipta atas doa-doamu yang pernah engkau lebur dengan tulus. Munajatmu akan kesepian diperaduan malam yang pernah engkau adukan, telah membuat kami berduka. Kepedihan itu sudah menimbulkan perselisihan diatara ratu-ratu suci untuk menjadi milikmu. Kami adalah ratu-ratu terpilih dan hanya untuk orang-orang terpilih.

Doamu mengenai pasangan abadi terbaik dari yang terbaik semua sudah kau pasrahkan kepadanya. “Jangan pernah menerima yang bukan hak mu, tidak ada doa yang tak terbalas, dan ambilah yang terbaik untukmu” ujarnya menipis keraguan yang terpendam didalam hatiku.

Ini bukan hanya sekedar negri impian. Sudah banyak para pemimpi mengingikan untuk bertandang kemari, tetapi mereka terjebak pada keingin mereka saja. Mereka hanya mengatakan iya dan akan kami lakukan segera, tetapi mereka hanya mengatakanya saja. Bangunlah sekarang dan kuatkanlah dirimu, kami akan menceritakan sedikit rahasia kepadamu.

Aku terperangah, sedikit demi sedikit mencoba memahami siratan-siaratan yang mereka ucapkan. Aku tak berani bermain dengan hayalku. Mereka seolah sudah sangat menyatu didalam jiwa ini, sehingga tidak ada sedikit kebohongan yang terpendam. Keingintahuanku sudah terbongkar, hasratku mulai meredam bersama kisah-kisah misteri di negri ratu impian.

“Kegelisahanmu akan kekuatan takdir masih terlalu sangat dini, kau belum bisa memahami teoterika perjalanan waktu. Semua pertanyaan pasti membutuhkan satu, dua bahkan lebih dari dari sekedar jawaban. Busur anak panah sudah dilepaskan, bila sudah pada sampai tujuanya ia akan tahu semua sudah dipersiapakan sebelumnyaa, jangan banyak mengeluh teruskanlah berjalan dan meluncur secepat waktu semua sesuatu sudah berjalan sesuai dengan kadarnya”.

“Kesendirianmu bukanlah segalanya, masih banyak orang lain membutuhkan kebaikan, berbagailah kepada mereka, lembutlah kepada mereka dan berilah mereka kekuatan agar mereka menjadi istimewa sepertimu. Jangan menyerah untuk tetap tersenyum, meskipun terkadang kerasnya hati, tajamnya lidah dan kejamnya mereka telah melukaimu”.

Kami hanya akan berkumpul bersama orang-orang yang terluka dan sayap-sayapnya yang patah. Kesendirian mereka serta beratnya beban mereka akan menjadi pelipur lara kami. Mata-mata kami akan selalu berkaca-kaca dan menangisi kesedihannya. Yakinkanlah setiap bidadari yang berjalan bersama dayang-dayangnya selalu menginginkan orang-orang terpilih.

Hati yang luka tersebut sudah membuat mereka sangat bergairah dan menunggu sang pemilik hati. Ribuan, ratusan, jutaan tahun bahkan lebih. Hanya untuk bertahan agar dapat memberikan cintanya kepada hati yang terluka. Mereka akan berkumpul dan memegangi cawan yang terbuat dari marjan. Cahaya mereka bersinar melebihi sinar purnama, mereka akan selalu menghibur dengan kata-kata mereka yang manja, dan membisikan kata-kata yang ingin enkau dengarkan dari mereka.

Kamu tidak akan mudah memahami aku, dan begitu pula aku tidak akan mudah memahami kamu. Kamu hanya bisa menyentuhku apa bila kau sudah memasuki kedalam gerbang keyakinan yang teramat dalam. Jauh bahkan sangat dalam dan lebih dalam lagi. Banyak yang berkata-kata ini hanya cerita belaka, mengandung syair buatan dan dibumbuhi kata-kata ajaib, mereka akan tersihir dengan berbagai ungkapan.

Tetapi yakinkanlah, ini bukan hanya perjalan biasa. Sudah banyak para pemimpi yang tak bisa meraih, mereka kebanyakan hanya terdiam membisu, tak bergerak dan mati didalam angan-angan. Kamu harus bangkit dan berdiri, carilah kekasihmu dan berikan persembahan terbaik darimu, tunjukan pelayanan teristimewa, sehingga ai lembut dan menyentuhnmu dengan cintanya. Kasih itu tak terbatas, mereka akan selalu berputar dan memberikan angin kesejukan laksana beradunya angin di tepian pantai.

Banyak cara memandangnya (Red cinta), tetapi ia akan selalu menuntut kesetiaan, kepatuhan serta pelayanan dan pengabdianmu terhadapnya. Serahkanlah jiwamu kepada yang benar mempertahankamu. Karena ia akan datang diasaat kau hanya sendirian, terlungkup gelap didalam kesunyian. Panggilan-panggilan itu akan sangat kau rasakan, ketika semua hati telah tersembunyi dan semua mata sudah menutup.

Cahaya abadi itu akan nampak sagat jelas ketika kamu meraba jantungmu yang terluka. Banyak cacian, hujatan, maupun fitnah yang akan menembus sudut jiwamu. kamu harus kuat dan jangan pernah mengerutu, kekasihmu sangat tidak suka akan kelemahan terhadap sesuatu. Ia mau hanya kelemahamu yang diperlihatkan didepanya dan bukan di depan hal yang lain selain dia. Jadilah engkau manusia-manusia perkasa yang tampil di dunia. Tampilah sebagai manusia-manusia berhati lembut bercurah kerintihan kerinduan.

Sudah banyak keindahan yang sudah diperlihatkan tetapi kebanyakan mereka tidak menyadarinya. Sudah banyak pejuang yang hatinya terluka, mereka terasing terbuang dan disia-siakan. Tapi mereka yakin, ratu abadi itu akan menantinya.

PENULIS : Mungkin banyak yang ingin mengetahui siapa perempuan-perempuan jelita yang berada dibalik cerita ini. Mereka sebetulnya hanya penggambaran-penggambaran dari penuturan nara sumber yang sempat memiliki pengalaman pribadi.

Naimah merupakan simbol dari puncak keindahan, sehingga penulis memberikan simbol dengan penyerapan kata naimah menjadi seorang sosok yang pernah dituturkan oleh narasumber.

Zialivinska, merupakan nama serapan salah seorang gadis rusia yang melarikan diri demi mencari kebebasan hak serta keyakinan dalam kehidupan dari rezim yang berlaku pada zaman itu.

Setelah sempat melakukan perjalanan panjang dengan menempuh jarak puluhan ribu kilometer dengan berjalan kaki, akhirnya ia menghembuskan napas terakhir, dan meninggal dunia di gurun tandus tak bertuan, karena sengatan matahari sebelum mencapai tujuan kebebasan yang ia impikan.


Selebihnya wanita-wanita lain yang berada besama Naimah maupun Zilaivinska ini, merupakan penglihatan dari narasumber asli sesuai dengan penuturanya

Tidak ada komentar: