Setelah memberikan berbagai penerangan, Naimah perempuan misterius ini
mulai kembali bersenandung dengan syair-syair aneh. Sikurus hanya terdiam
sekaligus berusaha menyimak bait demi bait yang disampaikanya melalui lagam
keadalaman jiwa. Suaranya membuat getaran-getaran khas, kita semua seolah
mengikuti alur tarikan nafas yang dikeluarkanya, sehingga didalam biasan-biasan
imajinasi menggambarkan sosok seorang perempuan dengan keyakinan hati,
melepaskan semua impian, pengikat-pengikat hati dan mengosongkan jiwa untuk
dipersembahkan kepada sang pencipta.
Gambaran tanah tandus seakan nyata naik membentuk sebuah puncak dengan
ketinggian yang sangat, bumi yang tadinya bergetar dengan hebatnya mengeluarkan
suara ketakutan, memperlihatkan sosok perempuan itu yang kini berada di atas
puncak yang naik menembus langit.
Wanita muda berparas jelita seakan khusuk berdoa, didalam genggaman
erat kedua tanganya yang membentuk simbol kekuatan hati, ia tertunduk lama.
Entah doa apa gerangna yang dipanjatkanya, ia terlihat tersungkur bersujut
diatas tanah meninggi, setalah bebrapa lama ia tetap tidak bergeming, wajahnya
memucat, matanya melayu, hidungnya seakan lekat dengan tanah.
Dengan cepat ia kembali menatap
langit, pemandangan awan yng mengitarinya beserta sinar mentari yang cerah
seakan kosong dan tidak dapat menjawab semua gelora yang dipanjatkan melalui
sebuah doa. Perempuan itu menengadahkan kedua tanganya dengan tinggi, lalu ia
berputar-putar seperti melakukan sebuah tarian sepritual.
Putaran demi putaran itu seakan tidak berhenti, ia seakan menarididalam
kekosongan jiwa, putaran itu semakin cepat dan semakin lebih cepat lagi.
Lantunan syair wanita ini memang sangat berbeda, ia selalu mengajak kita
bermain dipikiran sendiri, getaranaya
sangat halus, liukanya sangat menyakitkan hati, maknanya sangat luas, sehingga
kita seakan melihat perempauan yang menari menerikan kerelaan menjatuhkan diri
dari tempat yang teramat tinggi. dari ketinggian lalu menukik jatuh kebawah,
Aku, kamu satu didalam Satu
Tidak ada penyempurna kecuali kamu
Aku berdiri dan terjatuh karena itu
Tidak ada harapan terlepas
Tidak ada asa yang terputus
Tidak ada luka yang membunuh
Syir-syir itu telah memberitahukan aku
Bisikan-bisikan lembut ini sangat menggoda
Kembalikan aku kepada kesucian
Satukan aku dengan genggaman
Jiwa ini terlalu keras untuk dikekang
Biarkanlah ia terkunci dan terbuang
Bebaskan aku mengukir takdir ini sendiri
Bila ku serahkan jiwa ini kepada kerinduan
pantaskah pengorabanan ini, dibalas pengampunan
Pemuda yang terluka kini sudah kembali dari angan-anganya, tubuhnya
yang kurus dengan wajah kusam dan rambut tak tertata, hanya duduk bersimpuh, ia
terus memperhatikan wanita-wanita dihadapnya,
mereka duduk seolah menyaksikan sebuah pertunjukan indah, Naimah gadis
tercantik setelah melantunkan bait, kini menanyakan kedala sipemuda.
Ia menanyakan kebingungan apa
kepada pemuda, kenapa ia hanya tertegun dan tidak mengeluarakan kata-kata,
apakah cukup terlalu aneh kalau kehidupan seperti ini dianggap sebuah mimpi,
ataukah kehidupan lain dengan beban yang mesti dipertanggung jawabkan, yang
lebih ia dipilih.
Hentikanlah hai, pemuda. Buanglah angan-angan dan impian kosongmu
kejalanan, biarkalah mereka terpanggang mentari, bersihkanla hati yang hitam,
mereka sudah terlalu banyak menerima kebusukan hati, jangan pernah disesalkan,
ini hanya guratan nasib yang mesti dijalankan, apakah kamu belum tahu selama
ini kamu tidak mempuyai penantian diujung jalan, dimana tempat kamu bersinggah
dan diamana tempat terbaik kamu untuk menetap.
Pemuda kurus itu, hanya terdiam,
wajahnya menunduk dengan kebingungan, sekali lagi ia menutupi wajahnya dengan
kedua telapak tangan, ia kembali mencoba mengusap, dan kembali bertanya-tanya
apakah ini hanya sebuah mimpi.
Sikurus mulai nampak kesal, ingatanya tak mampu menjawab, ia kembali
menguak kata-kata dasar, pemikiranya semakin frontal lalu semakin bertambah
kacau, kegelisahan-kegelisahan ini tak tahu harus diletakan dimana. Ia malu
tidak bisa menjawab, karena sat ini ia tidak tahu sedng berada didunia mana.
Wanita-wanita ini juga tak bergerak, mereka tidak mau membantu si kurus
yang terbakar. Nampaknya jawaban ini harus ia temukan sendiri, meskipun
kepalanya pecah karena kedua tangan itu sudah membuatnya gila.
Gerakan gemulai
dan nada yang sangat manja itu mulai menuturkan misteri yang dipendamnya.
Kata-katanya mendesir seperti deru angin, satu persatu kata itu keluar dari
bibir tipis merah merekah.
”Naimah, pintu
utama yang terbuka khusus untuk mu, aku disini selalu hanya untukmu saja dan
tidak untuk yang lain. Aku ratu dari seluruh perawan-perawan suci disini, dan
mereka juga hanya di khususkan hanya untuk mu”.
Ia juga
mengatakan, doamu sudah terjawab. Sehingga kami berada disini menanti-menanti
dan menanti anda. Aku tercipta atas doa-doamu yang pernah engkau lebur dengan
tulus. Munajatmu akan kesepian diperaduan malam yang pernah engkau adukan,
telah membuat kami berduka. Kepedihan itu sudah menimbulkan perselisihan
diatara ratu-ratu suci untuk menjadi milikmu. Kami adalah ratu-ratu terpilih
dan hanya untuk orang-orang terpilih.
Doamu mengenai
pasangan abadi terbaik dari yang terbaik semua sudah kau pasrahkan kepadanya.
“Jangan pernah menerima yang bukan hak mu, tidak ada doa yang tak terbalas, dan
ambilah yang terbaik untukmu” ujarnya menipis keraguan yang terpendam didalam
hatiku.
Ini bukan hanya
sekedar negri impian. Sudah banyak para pemimpi mengingikan untuk bertandang
kemari, tetapi mereka terjebak pada keingin mereka saja. Mereka hanya
mengatakan iya dan akan kami lakukan segera, tetapi mereka hanya mengatakanya
saja. Bangunlah sekarang dan kuatkanlah dirimu, kami akan menceritakan sedikit
rahasia kepadamu.
Aku terperangah,
sedikit demi sedikit mencoba memahami siratan-siaratan yang mereka ucapkan. Aku
tak berani bermain dengan hayalku. Mereka seolah sudah sangat menyatu didalam
jiwa ini, sehingga tidak ada sedikit kebohongan yang terpendam. Keingintahuanku
sudah terbongkar, hasratku mulai meredam bersama kisah-kisah misteri di negri
ratu impian.
“Kegelisahanmu
akan kekuatan takdir masih terlalu sangat dini, kau belum bisa memahami
teoterika perjalanan waktu. Semua pertanyaan pasti membutuhkan satu, dua bahkan
lebih dari dari sekedar jawaban. Busur anak panah sudah dilepaskan, bila sudah
pada sampai tujuanya ia akan tahu semua sudah dipersiapakan sebelumnyaa, jangan
banyak mengeluh teruskanlah berjalan dan meluncur secepat waktu semua sesuatu
sudah berjalan sesuai dengan kadarnya”.
“Kesendirianmu
bukanlah segalanya, masih banyak orang lain membutuhkan kebaikan, berbagailah
kepada mereka, lembutlah kepada mereka dan berilah mereka kekuatan agar mereka
menjadi istimewa sepertimu. Jangan menyerah untuk tetap tersenyum, meskipun
terkadang kerasnya hati, tajamnya lidah dan kejamnya mereka telah melukaimu”.
Kami hanya akan
berkumpul bersama orang-orang yang terluka dan sayap-sayapnya yang patah.
Kesendirian mereka serta beratnya beban mereka akan menjadi pelipur lara kami.
Mata-mata kami akan selalu berkaca-kaca dan menangisi kesedihannya. Yakinkanlah
setiap bidadari yang berjalan bersama dayang-dayangnya selalu menginginkan
orang-orang terpilih.
Hati yang luka
tersebut sudah membuat mereka sangat bergairah dan menunggu sang pemilik hati.
Ribuan, ratusan, jutaan tahun bahkan lebih. Hanya untuk bertahan agar dapat
memberikan cintanya kepada hati yang terluka. Mereka akan berkumpul dan
memegangi cawan yang terbuat dari marjan. Cahaya mereka bersinar melebihi sinar
purnama, mereka akan selalu menghibur dengan kata-kata mereka yang manja, dan
membisikan kata-kata yang ingin enkau dengarkan dari mereka.
Kamu tidak akan
mudah memahami aku, dan begitu pula aku tidak akan mudah memahami kamu. Kamu
hanya bisa menyentuhku apa bila kau sudah memasuki kedalam gerbang keyakinan
yang teramat dalam. Jauh bahkan sangat dalam dan lebih dalam lagi. Banyak yang
berkata-kata ini hanya cerita belaka, mengandung syair buatan dan dibumbuhi
kata-kata ajaib, mereka akan tersihir dengan berbagai ungkapan.
Tetapi
yakinkanlah, ini bukan hanya perjalan biasa. Sudah banyak para pemimpi yang tak
bisa meraih, mereka kebanyakan hanya terdiam membisu, tak bergerak dan mati
didalam angan-angan. Kamu harus bangkit dan berdiri, carilah kekasihmu dan
berikan persembahan terbaik darimu, tunjukan pelayanan teristimewa, sehingga ai
lembut dan menyentuhnmu dengan cintanya. Kasih itu tak terbatas, mereka akan
selalu berputar dan memberikan angin kesejukan laksana beradunya angin di
tepian pantai.
Banyak cara
memandangnya (Red cinta), tetapi ia akan selalu menuntut kesetiaan, kepatuhan
serta pelayanan dan pengabdianmu terhadapnya. Serahkanlah jiwamu kepada yang
benar mempertahankamu. Karena ia akan datang diasaat kau hanya sendirian,
terlungkup gelap didalam kesunyian. Panggilan-panggilan itu akan sangat kau
rasakan, ketika semua hati telah tersembunyi dan semua mata sudah menutup.
Cahaya abadi itu
akan nampak sagat jelas ketika kamu meraba jantungmu yang terluka. Banyak
cacian, hujatan, maupun fitnah yang akan menembus sudut jiwamu. kamu harus kuat
dan jangan pernah mengerutu, kekasihmu sangat tidak suka akan kelemahan
terhadap sesuatu. Ia mau hanya kelemahamu yang diperlihatkan didepanya dan
bukan di depan hal yang lain selain dia. Jadilah engkau manusia-manusia perkasa
yang tampil di dunia. Tampilah sebagai manusia-manusia berhati lembut bercurah
kerintihan kerinduan.
Sudah banyak
keindahan yang sudah diperlihatkan tetapi kebanyakan mereka tidak menyadarinya.
Sudah banyak pejuang yang hatinya terluka, mereka terasing terbuang dan
disia-siakan. Tapi mereka yakin, ratu abadi itu akan menantinya.
PENULIS : Mungkin banyak yang ingin mengetahui siapa
perempuan-perempuan jelita yang berada dibalik cerita ini. Mereka sebetulnya
hanya penggambaran-penggambaran dari penuturan nara sumber yang sempat memiliki
pengalaman pribadi.
Naimah merupakan simbol dari puncak keindahan, sehingga penulis
memberikan simbol dengan penyerapan kata naimah menjadi seorang sosok yang
pernah dituturkan oleh narasumber.
Zialivinska, merupakan nama serapan salah seorang gadis rusia
yang melarikan diri demi mencari kebebasan hak serta keyakinan dalam kehidupan
dari rezim yang berlaku pada zaman itu.
Setelah sempat melakukan perjalanan panjang dengan menempuh
jarak puluhan ribu kilometer dengan berjalan kaki, akhirnya ia menghembuskan
napas terakhir, dan meninggal dunia di gurun tandus tak bertuan, karena sengatan
matahari sebelum mencapai tujuan kebebasan yang ia impikan.
Selebihnya wanita-wanita lain yang berada besama Naimah maupun
Zilaivinska ini, merupakan penglihatan dari narasumber asli sesuai dengan
penuturanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar