Senin, 18 November 2013

* Si Kurus Dan Dunianya


Setelah bertualang keberbagai negri khayalan dan mendengarkan banyak kisah dari wanita-wanita suci, kini si kurus disadarkan kembali akan kekuatan tuhan yang telah memberikanya sebuah selendang hijau, walaupun sudah tersadar si kurus tetap masih berada di pangkuan wanita-wanita suci, mereka terus mengusapi kepal dan tubuhnya dengan wewangian klasik agar dapat mempercepat kepulihan tubuhnya.

Ratu dari wanita suci nampaknya sudah sangat mengetahui kondisi sikurus sudah mulai pulih, mereka memapa si kurus untuk berdiri dan mengantarkanya kepada kolam kehidupan. “Mandilah agar kau kembali pulih,”ucap mereka kepada sikurusang dipapah.

Sambil mengatarkan sikurus ada juga sebagain dari wanita-waita itu membakar buhur, sehingga wanginya sangat semerbak dan mereka juga menaburkan berbagai bungai kedalam kolam kehidupan, memang airnya sangat jernih dan bening bagaikan gelas kaca.

Airnya tidak terlalu dingin bahkan sedikit hangat, seperti selimut yang menyelimuti tubuh ketika badai salju datang menghadang. Kini ratu-ratu suci utu menyuruh si kurus agar menenggelamkan seluruh tubuhnya kedalam kolam. Air mengalir dan hangat itu seakan dapat membuat kita bernapas didalam kolam sehingga semua benak dan angan angan dapat tergambar dengan jelas ketika kita sikurus berendam.

Air ini nampaknya sangat bergelora, ia seakan mampu membuat luka-luka di tubuh memudar dengan sekejap, dan semua pori-pori ini seakan dimasukinya dengan tenaga yang ajaib. Ini seuatu kenikmatan yang sungguh luar biasa, dan pantas saja ratu-ratu sici di tempat ini selalu tampil menawan dan mereka kelihatan sangat segar.

Ternyata air kehidupan ini merupakan resep mereka tetap begitu indah, terlelap terlalu lamau si kurus didalam air kehidupan sehingga inia lupa menyadari dirinya sedang berada di dalam kolam, benaknya menghasil asik memandangi pengalaman dan keinginan masa deapan.

Si kurus terlelap didalam kolam, ketika dia tersadar ternyata tubuhnya sudah tidak berada didalam kolam. Penglihatanya berubah setelah hangantaya seleimut tebal menyelemuti dirinya.

Hari nampaknya sudah mulai senja, ketika biasan cahaya dibalik tembok tebal bercat kayu itu condong kearah timur, ia mulai beranjak dan duduk bersila. Seakan tidak percaya dengan kejadian yang sudah dialaminya. Berulang kalai sikurus mencoba untuk sampai keadan dia bersama para ratu-ratu suci, tetapi berulang kali lagi ia gagal melakukanya.


Ia kemabali menarik selimut tebal dan membayangkan apa yang sebenarnya sedang terjadi, padahal dirinya tadi bersama berbagai ratu impian, tetapi kenapa sekarang sudah berada kembali kedalam kamar gelap ini. Apakah ini hanya sebuah mimpi, tetapi harum dupa serta wewangian itu masih tetap bersemayam didalam dinding tebal bercat kayu.

Sudahlah pikirnya didalam hati, sudahlah mungkin ini akan ada hikmahnya, biarkanlah waktu yang menjawab sehingga tidak menambah kerisauan hati, hatiku tetap berbisik mungkinkah tadi si kurus telah mati dan hidup kembali, ataukah ini hanya bunga mimpi yang selalu membayangi karena rasa penyesalan dan kekecewaan.
         
Dimanakah kau pendam lampu temaram
Penerang hati minyak zaitun bermisteri
tersibak berbagai tabir didalam angan
hanya tiga padangan waktu pelintas mengkikisi zaman
kini ku kuliti semua kesempatan
esok bisa kupakai untuk membuat kampak
agar ladang kemarin bisa kutanami

  berbondong-bondong manusia buta
  menggali lubang didalam lumpur
  seakan mudah mencari emas
  puluhan gambut akar rumput yang dicabut
  lalu apa datang gerang, perisau hati menjadi musuh

jangan lah sayang membunuhi pemikiran bebas itu berdosa, mereka selalu hidup didalam pengekangan dan jangan pulah kau nistakan upaya mereka untuk mencapai sebuah ke suksesan. Mungkin mereka sangat jauh tidak berkelas dibandingkan engkau,tapi mereka tetaplah mahluk hidup yang sama.

Si kurus memang mahluk yang lemah, ia tidak berdaging seperti orang congkak yang memegang buah, mereka hanya bisa melihat dari satu sisi kegelapan dan mengatakan si kurus hanya peramai dunia, dia tidak bisa mengubah dunia dan memang dia tidak perlu mengubahnya.

Kini lamunan dari benak menghayal sudah terputus, si kurus sudah berdiri dan bangkit keluar untuk melihat mentari paginya, coretan-coretan cerita malam yang panjang ini hanya sebuah kisah lamunanya, si kurus berharap akan ada orang yang bisa memahami seluk beluk dari pengalamanya dibalik dinding tebal bercat kayu.

Mungkin besok atau lusa, si kurus bisa kembali dan memastikan lamunannya tidak sirna, ia selalu meracau didalam bayangan, dan meninggalkan jejak untuk diteliti, biarkanlah ia sementara pergi dan meninggalkan bekas untuk kita simak sekaligus didalami.

Tidak ada komentar: