Setelah
bertualang keberbagai negri khayalan dan mendengarkan banyak kisah dari wanita-wanita
suci, kini si kurus disadarkan kembali akan kekuatan tuhan yang telah
memberikanya sebuah selendang hijau, walaupun sudah tersadar si kurus tetap
masih berada di pangkuan wanita-wanita suci, mereka terus mengusapi kepal dan
tubuhnya dengan wewangian klasik agar dapat mempercepat kepulihan tubuhnya.
Ratu dari wanita
suci nampaknya sudah sangat mengetahui kondisi sikurus sudah mulai pulih,
mereka memapa si kurus untuk berdiri dan mengantarkanya kepada kolam kehidupan.
“Mandilah agar kau kembali pulih,”ucap mereka kepada sikurusang dipapah.
Sambil mengatarkan
sikurus ada juga sebagain dari wanita-waita itu membakar buhur, sehingga
wanginya sangat semerbak dan mereka juga menaburkan berbagai bungai kedalam
kolam kehidupan, memang airnya sangat jernih dan bening bagaikan gelas kaca.
Airnya tidak terlalu
dingin bahkan sedikit hangat, seperti selimut yang menyelimuti tubuh ketika
badai salju datang menghadang. Kini ratu-ratu suci utu menyuruh si kurus agar
menenggelamkan seluruh tubuhnya kedalam kolam. Air mengalir dan hangat itu
seakan dapat membuat kita bernapas didalam kolam sehingga semua benak dan angan
angan dapat tergambar dengan jelas ketika kita sikurus berendam.
Air ini nampaknya
sangat bergelora, ia seakan mampu membuat luka-luka di tubuh memudar dengan
sekejap, dan semua pori-pori ini seakan dimasukinya dengan tenaga yang ajaib.
Ini seuatu kenikmatan yang sungguh luar biasa, dan pantas saja ratu-ratu sici
di tempat ini selalu tampil menawan dan mereka kelihatan sangat segar.
Ternyata air
kehidupan ini merupakan resep mereka tetap begitu indah, terlelap terlalu lamau
si kurus didalam air kehidupan sehingga inia lupa menyadari dirinya sedang
berada di dalam kolam, benaknya menghasil asik memandangi pengalaman dan
keinginan masa deapan.
Si kurus terlelap
didalam kolam, ketika dia tersadar ternyata tubuhnya sudah tidak berada didalam
kolam. Penglihatanya berubah setelah hangantaya seleimut tebal menyelemuti
dirinya.
Hari
nampaknya sudah mulai senja, ketika biasan cahaya dibalik tembok tebal bercat
kayu itu condong kearah timur, ia mulai beranjak dan duduk bersila. Seakan
tidak percaya dengan kejadian yang sudah dialaminya. Berulang kalai sikurus
mencoba untuk sampai keadan dia bersama para ratu-ratu suci, tetapi berulang
kali lagi ia gagal melakukanya.
Ia
kemabali menarik selimut tebal dan membayangkan apa yang sebenarnya sedang
terjadi, padahal dirinya tadi bersama berbagai ratu impian, tetapi kenapa
sekarang sudah berada kembali kedalam kamar gelap ini. Apakah ini hanya sebuah
mimpi, tetapi harum dupa serta wewangian itu masih tetap bersemayam didalam
dinding tebal bercat kayu.
Sudahlah
pikirnya didalam hati, sudahlah mungkin ini akan ada hikmahnya, biarkanlah
waktu yang menjawab sehingga tidak menambah kerisauan hati, hatiku tetap
berbisik mungkinkah tadi si kurus telah mati dan hidup kembali, ataukah ini
hanya bunga mimpi yang selalu membayangi karena rasa penyesalan dan kekecewaan.
Dimanakah kau
pendam lampu temaram
Penerang hati
minyak zaitun bermisteri
tersibak berbagai
tabir didalam angan
hanya tiga
padangan waktu pelintas mengkikisi zaman
kini ku kuliti
semua kesempatan
esok bisa kupakai
untuk membuat kampak
agar ladang
kemarin bisa kutanami
berbondong-bondong manusia buta
menggali lubang didalam lumpur
seakan mudah mencari emas
puluhan gambut akar rumput yang dicabut
lalu apa datang gerang, perisau hati menjadi
musuh
jangan lah sayang
membunuhi pemikiran bebas itu berdosa, mereka selalu hidup didalam pengekangan
dan jangan pulah kau nistakan upaya mereka untuk mencapai sebuah ke suksesan.
Mungkin mereka sangat jauh tidak berkelas dibandingkan engkau,tapi mereka
tetaplah mahluk hidup yang sama.
Si kurus memang
mahluk yang lemah, ia tidak berdaging seperti orang congkak yang memegang buah,
mereka hanya bisa melihat dari satu sisi kegelapan dan mengatakan si kurus hanya
peramai dunia, dia tidak bisa mengubah dunia dan memang dia tidak perlu
mengubahnya.
Kini lamunan dari
benak menghayal sudah terputus, si kurus sudah berdiri dan bangkit keluar untuk
melihat mentari paginya, coretan-coretan cerita malam yang panjang ini hanya
sebuah kisah lamunanya, si kurus berharap akan ada orang yang bisa memahami
seluk beluk dari pengalamanya dibalik dinding tebal bercat kayu.
Mungkin besok
atau lusa, si kurus bisa kembali dan memastikan lamunannya tidak sirna, ia
selalu meracau didalam bayangan, dan meninggalkan jejak untuk diteliti,
biarkanlah ia sementara pergi dan meninggalkan bekas untuk kita simak sekaligus
didalami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar