Rabu, 20 November 2013

* Pertemuan Mereka



Harum aroma dupa dan cendana membawa aku tersadar dari balik tirai ketidak tahuan, kenapa orang-orang ini duduk dan mengusapi tubuhku, mereka seolah tahu bagaimana aku berada ditempat seperti ini. Ternyata benar aku hampir tidak mengenali mereka,mereka berserta para gadis-gadis yang sempat memeluk dan menciumiku beberapa waktu lalu. Aku sudah sangat lama menantikan jawaban ini, masih terlalu banyak pertanyaan yang sudah aku siapkan untuk mereka. Tetapi saat ini posisiku sangat lemah, aku tak sanggup bergerak dan sangat tak berdaya dihadapan mereka.

“Sudalah tuan kami sangat faham apa yang hendak anda sampaikan, beristirahatlah dulu sejenak, kami selalu disini dan khusus untuk menunggu anda,”

Terlalu dalam beban yang dibawanya, ia tak mampu membendung palung kerinduan terdalam, tangisan itu pecah tanpa kata, melihat ikatan batin terkuatnya sudah berada di depan mata. Fatin hanya terus mengusap, seakan ia memang faham kerinduan si kurus yang mesti ia tebus dengan berbagai rintangan. ”Sabarlah tuan, kerinduamu adalah kerinduanku, kini semuanya sudah terobati, kami sudah menanti engkau teramat lama dan sekarang kami disini bersama mu, jangan lah engkau bersedih, kemarilah mendekatlah kepadaku” peluknya erat merapat disampingku.

Aku terlalu lelah, teramat sangat lelah sekarang perjalananku sudah berakhir, semua sudah aku temukan, Naimah yang aku cari kini sudah kau temukan kembali, kini aku harus beristirahat, kepenatan ini masih sangat terasa, dan permaina-permaina pertanyaan yang tergambar masih nampak jelas, tetapi apa peduliku semua sudah usai, kini aku terbaring didalam pelukanya, pelukan tulus dari kekasih abadi. aku sudah sangat nyaman, aku mulai terlelap, aku terbenam didalam pelukan hangat kasih dengan sayangnya yang dalam.

aku sudah membuktikan aku mencarimu kedalam diriku, semua kekosongan hati dan putaran jiwa ini milikmu, rongga-rongga hitam mendalam kini sudah mulai terisi senyuman, senyum itu sangat hangat indah dan membekas didalam kalbu, biarkan saja senyum itu selalu berada di situ biar aku bisa memandangmu lebih dalam dibalik asaku.

Jangan biarkan aku mencarimu lagi, berikalah aku sebuah ikatan dan jaminan agar engkau selalu tetap disini. Tidak tahukah kau kota kaca itu sudah pecah, mereka berebut tempat dan mengatas namakan kesucian, sengit pertempuran batin diantara mereka saling bunuh dan saling tikam.

PENULIS : Perjalanan simuda atau sikurus kini masih terus berlanjut, setelah memasuki gerbang ia menemukan beberapa perbedaan, kehidupan memang tak bisa dibayangkan karena kehidupan berisi masa lalu, masa sekarang dan masa depan.

Semua orang akan mengalami beberapa kali perpindahan, setelah hidup kematian pasti sudah menunggu. Kita tidak pernah tahu bagaimana alam sesudah kematian, tetapi menurut pengabaranya kehidupan akan masih tetap berjalan meskipun sudah mengalami kematian.

Keindahan dan keburukan alam kematian hanya dapat diukur dengan amal perbutan, mungkin ada berbagai bidadari yang cantik jelita sudah menunggu, mungkin juga ada berbagai halangan yang bisa membuat kita menjadi jiwa tersesat.

Proses tersebut hanya bisa dijelasakan dengan keimanan serta keyakinan, teori memang dapat berlaku tapi bagi mereka yang hidup, sebaliknya teori tidak berlaku bagi orang yang sudah wafat.

Banyak atsar-atsar yang menjelaskan tentang kehidupan setelah kematian, berbagai agama selalu menekankan kehidupan lain setelah kematian itu pasti ada.

 
Break Sesion. 5

“Penulis” Sebetulnya owe kagak bisa nulis, jadi jangan terlalu berharap dapat banyak menyimak pesan pesan tersembunyi yang owe angkat dari pengalaman di berbagai tempat ini. Penggalan-penggalan cerita ini hanya akan dimengerti bagi orang yang suka baca aja dan orang yang memiliki intuisi.

“Pemirsa” ah,,,emang sudah di duga dari awal,,,kagak ada bakat jadi seniman lo. Bro.

“Penulis” Jangan kecewa jika anda tidak bisa memahami cerita demi cerita yang berada didalam tulisan ini, dan sekali lagi saya sarankan agar para pembaca setelah membaca mencobanya di rumah, silakan kasih sumbangan kepada anak yatim, soalnya janda kaya sudah saya sumbang semua.

“Pemirsa” dasar penulis cabul,,,kalo janda cepet dia sumbang kalo anak yatim orang laen yang di suruh sumbang.

“Penulis” owe apan Cuma menyampaikan satu ayat,,,,ayat lainya biar orang yang ngasih taunya.


Tidak ada komentar: