Mereka akan
bercerita kepadamu tentang hati yang retak. Kisahnya tidak akan pernah elok
semanis madu, mereka berkisah pada jaman raja diraja, beserta rentetan benteng
kokoh dan kuil mengelilingi mereka.
Pemuda itu
menyukai salah seoarang yang cantik jelita diantara mereka, tetapi sayang raja
Durma sudah meminang terlebih dahulu, si cantik ternyata sudah lebih dulu tahu
ada seonggok bulu domba dihidangan mereka. Sicantik dengan asmara memadu kasih
diantara kastil dan lonceng dibawah tahta, dengan anggun elok nan rupawan,
menari memperdaya dunia.
Mahligai aswat
permujutan Durma menunggangi kereta, mereka bergerak lembut selembut sutra,
nyanyian indah si jelita malam menari-nari diantara hitam kelebat bayangan
jerami. hembusan-hembusan napas kuda tarik menarik memecah sunyi. Mereka
terjebak, mereka terperangkap sehingga malam-malam berlalu membawa kelam cerita
si pemuda.
Besok pagi si
pemuda pergi menguji diri melihat si cantik tadi. Rupanya benar paras yang elok
dan rupawan masih terus memancar dan memberikan kesan mendalam di dalam hati
yang sunyi. Ia berlari mengerjar yang tak pasti, mengundi nasib dangan ujung
tombak diatas dada. Banyak harap dan dupa yang ia sebarkan kepada bunga dipagi
hari ini. Ternyata benar senyuman itu benar-benar telah sangat menggodanya. Ia
sangat riang dan senang karena sudah mendapatkan sesuatu yang tak terlupakan.
‘Inilah hidup
yang sesungguhnya’ teriak si pemuda sambil membawa cawan berisi rasa terpendam
didalam hati. Hari ini putik-putik mimpi sudah mulai satu persatu merengah.
Memekarkan diri menyambut indah si pujaan hati. Tetapi sayang, lambat laun
impian pemuda terlampau jauh, si cantik menolak dengan keras sehingga kotoran
keledai dilempar kemukanya.
Ia lebih memilih
Durma yang perkasa ketimbang pemuda yang ramah beserta ketulusanya. Hati si cantik
mulai bergemuruh karena kereta malamnya sudah ditunggani. Padahal si pemuda
sangat tulus, ia membersihkan kotoran kuda dari bawah pelanyanya. Nyanyian itu
tak kembali indah karena hujan yang mengguyur sudah membanjiri peraduan.
Terpaksa hanya satu jalan harap yang dapat ditempuh.
Benih-benih bunga
itu akan segera ia bawa menghadap si Durma. Kemungkinan hati dan singgasana
yang megah beserta kokohnya kastil dan rentetan tembok tua itu, dapat
menjanjikanya. Durma sangat senang si cantik datang kembali, ia menawarkan
kehangatan serta janji kesetiaan terhadap gadis bermata jeli. Mereka bersatu
kembali, merajut mimpi dalam kesenangan dan kekeramatan. Seiring waktu berjalan
dalam ulangan cerita mereka tetap bergemuruh.
Durma mulai sadar
kotoran keledai itu masih menghampirinya dengan sejuta hayal. Pertanyaan
singkat kepada Jelita disibak, mengorek rasa yang sudah terpendam teramat
dalam. Ia pergi meninggalkan puluhan benih yang sudah ditanam, lalu mengutus
penjagal untuk mengeksekusi mati si domba jantan. Ia terus memburu, sehingga
pemuda itu melarikan diri, sambil meninggalkan cawan cinta yang pecah dan jatuh
kejurang yang teramat dalam.
Si pemuda
melarikan diri, sambil membunuhi mimpinya untuk mengobati hati yang terluka.
Setiap detik bayangan-bayangan senyum si cantik terus menggoda, mengajak
bercerita dengan manja didalam tidurnya. Si pemuda masih tetap berdoa dan
berharap agar si cantik tetap bahagia dan membawa impianya menuju tahta dan kota.
Senada dengan
lagu kisah penduduk dan cerita-cerita mereka si cantik sudah menjadi ratu. Tapi
berbeda dengan tragedi yang dialami. Si bunga mengharap akan kehangat serta
kejayaan diatas kota, memang sangat jauh berbeda dari kenyataan. Durma sudah
memotongnya menjadi dua, jantungnya dirobek, darahnya pecah, kulit tubuhnya
yang putih bersih nan rupawan sudah disugu dan dibakar dengan api hingga
menimbulkan koreng berbercak nanah tercampur pilu. Lalu ia meludahinya dan
membuangnya dijalan tanpa kehangatan, seperti tarianya dulu diatas jerami.
Sungguh kecewa
nasib jelita harapan tak pasti dan bayangan kecemasan sudah ia beli dengan luka
yang menganga. Hidupnya penuh pelampiasan kutukan abadi, walaupun bisa tetap
hidup tetapi ia tidak bisa menghilangkan bekas luka, karena kesalahan fatal
yang dilakukanya. Kini hanya perasaan sesal yang selalu terlambat, meananti
diujung rasa keyakinan yang bebuih.
“Aduahai cinta
yang rusak, keyakinan yang salah sudah kupilih, kemana si pemuda yang penuh
harap, tak mungkin ia akan membeli, penolakan cinta yang meradam merupakan
kesalahan. Jikala aku tak menolak memandang lembut kesetiaan dan kesungguhan,
mungkin aku sudah bisa sangat bahagiah dengan keyakinan”.
Kisah itu sangat
tidak bisa ditebak karena si pemuda sudah mati bersama mimpi. Sakitnya bersama
kenangan itu sudah membuatnya buta dan mengubur guratan-guratan tinta emas,
serta kesetiaanya ke lobang abadi. Ia sudah terkubur membujur kaku,
cacing-cacing dan kutu-kutu tanah sudah menjadi teman karibnya.
Pilu gadis jelita
mendengar kisahnya, tetapi tak terlalu peduli sehingga membawa dosa-dosanya menempuh
hidup yang dijalani. Meskipun luka itu mendalam dan mengoyak tubuhnya. Ia masih
berharap suatu saat, seseorang akan datang kembali menawarkan cinta.
PENULIS : Ini merupakan cerita singkat dari penuturan seorang
kupu-kupu malam, yang memulai karir dari kekecewaan dan kesalahan didalam
pilihan hidupya. Pandangan kehidupan mengenai harta dan tahta tak pelak
menjerumuskanya didalam sebuah penyesalan.
Tidak banyak cerita yang bisa dijabarkan, karena ini hanya
sebuah penggabungan alur cerita nyata, dengan penuuturan asli dari nara sumber
yang menyebutkan adanya penyesalan disetiap jiwa perempuan yang termakan oleh
nafsu, tipudaya harta, dan tahta.
para perempuan tersebut menguatkan keyakinan pada diri mereka,
untuk menjadikan pilihan tersebut sebagai pilihan yang paling terbaik dan tidak
bisa diganggu gugat. sehingga mengesampingkan hati-hati yang berada di samping
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar