Kecupan selaput
lembut mega yang berputar-putar mengelilingi sekujur tubuh ini, semakin
membuatku gusar. Tidak ada awan maupun matahari merah yang ku nanti, semua
sudah hilang tersapu oleh sinar yang datang, entah darimana asalnya, Aku ingin
kembali meraih mimpi yang hampir terlupakan ini. Tetapi apalah daya kemampuan
tak sepadan dengan pengetahuan yang sedikit lebih banyak terdampar.
Aku mencoba
mencari metoda mana yang bisa aku terapkan, seperti anak kunci yang sedang
mencocokan lubang satu persatu. Sudah delapan anak kunci yang patah tetapi
hingga kini pintu itu tetap belum terbuka. Kepalaku pecah remuk redam seperti
mengadu. Semua cairan didalam benak ini sudah busuk dan menimbukan luka
bernanah dan tidak aku inginkan, mereka berkutat menggali perasaan bercampur
peluh.
Belatung-belatung
hitam itu bengkak, mereka mulai menggrogoti pikiranku, mereka sangat mengganggu.
Selain tidak membuatku bergerak mereka juga sudah menimbulkan sugesti tentang
gegelisahan yang terpendam.
Aku ingin mencari
sebuah obat mujarab, mereka bilang padaku sangat sulit untuk ditemukan. Sedangkan
aku sudah tidak tahan lagi. Ulat-ulat hitam ini sudah bernanah, mereka mulai
menguruskan badanku. Aku hanya bisa terbaring terbelalak, menatap langit impian
di ruang gelap bersama si biru. Kami selalu berharap sang rembulan masih
tersenyum membuka ruang dimensi untuk berjumpa kembali.
Ini merupakan
kisah terpendam akan suatu keadaan maupun kenyataan alami, kenaturalan perasaan dan intuisi. ketika sebuah keyakinan dibenturkan dengan ketetapan. Hanya tinggal kenangan dan keiklasan yang mampu mengiringi kita untuk menghadapi kondisi diambang batas."Lacur, aku benci penghianat" (baqor el Qornain).
Kisah ini
sebagain dari memori terpendam yang di bumbuhi realita, beratnya suatu
perpisahan seolah menjadi jurang maupun pembatas untuk sebagaian orang
melintas. Bukalah fantasi maupun ilusi ini merupakan debu-debu jalanan dan
hanya sebagain tragedi.
Ada banyak rasa
terpendam didalam jiwa ini, baik itu kegembiraan, kesedihan, kekecewaan,
kehampaan bahkan perjuangan untuk menggapai impian. semua itu merupakan polemik
yang harus kita hadapi semua, karena kita masih bersifat hidup, bergerak dan
tidak hanya diam disuatu tempat.
Sikurus masih tak
bergerak ia tetap bernapas dan mengingat berbagai kisah dari bermacam teman
karibnya. Ia terlalu meresap mendalam seoalah membuka lembaran hidup satu
persatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar