Selasa, 26 November 2013

*Lanjutkan Perjuanganmu


Si kurus masih tetap melanjutkan kisahnya, ia masih termenung di gubuk derita sendiri didalam kebisuan. Dibalik dinding bercat kayu yang gelap-gulita dalam waktu seketika, menjadi terang benderang oleh cahaya berwana biru yang keluar dari balik genggaman tangan kananku. Cahaya ajaib apa ini sehingga menyilaukan mata, setelah aku buka ternyata ada sebuah gelang kecil yang terbuat dari batu berbentuk seperti biji-biji kenari.

Gelang itu sangat harum, setiap kali aku pelintir satu persatu, biji itu mengeluarkan serpihan cahaya beserta semerbak harum cendana bercampur kasturi. Aroma misik harum yang melekat itu selalu mengajak hayalan kita ikut memeperlihatkan pada ketenangan hati.

Aku yakin pengalaman tadi bukanlah bunga tidur semata, setelah aku lihat memang waktu sudah menunjukan pukul 22.31 WIB, sebaiknya aku segera mengenakan gelang tersebut dan kembali melanjutan tidur untuk menyabut hari yang cerah di pagi hari, serta berharap aku dapat ketemu kembali dengan si pemberi gelang yang indah ini.

Kenyataan memang sangat jauh dengan harapan ternyata hari sudah terlalu pagi, selimut yang tebal, kasur yang empuk dan beberapa bantal yang hangat, hingga saat ini tak mampu membendung mataku yang tetap terjaga, dalam benakku hanya tergambar sebuah senyuman beserta kejadian yang barusaja aku saksikan. Memang sungguh pengalaman yang indah, aku selalu berharap Yang memberikan gelang tasbih ini dapat mengantarku ku kembali kedalam buaian tidur lelapku sambil mengusap kepala dan mengatakan kepada diri ini tidurlah besok masih ada waktu kembali untuk kita jumpa.

Kepenatan sehari-hari memang terlalu banyak menyita pikiran, tenaga dan seluruh asfek kehidupan pribadi, semua omong kosong mengenai karir dan kesuksesan seakan membodohi kita dengan rangkulan senyuman.

Tapi sayang terkadang kita melupakan jati diri pribadi, seakan tidak memperdulikan saudara kita yang berada didalam jasad. Tubuh memang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, tetapi saudara tubuh yakni batin juga memerlukan kehangatan tersendiri.

Kita tidak bisa menolak jika keinginan tubuh mesti dipenuhi, tetapi kita kerap kali mengeyampingkan keinginan hati untuk dimanja. Ketika kedua kekuatan tersebut bergejolak, maka akan ada perbedaan mencolak didalam diri kita.

Hati akan menjadi musuh didalam tubuh, karena mereka kerap kali kita lupakan. Harus ada jalan keluar yang mesti kita perbuat dalam mendamaikan kedua kekuatan ini. Kita harus membagi waktu untuk mereka berdua, kita harus bertindak propesional jangan sampai waktu mereka saling tumpang tindih sehingga saling bergesekan.

Angan-angan bukan hanya sebuah bualan belaka, tetapi kita dapat mempergunakan mereka sebagai alat menuju masa depan. Seluruh karya besar memang tercipta hanya dari sebuah lamunan.


Penulis : Alur cerita pada cerita ini dikembalikan kepada hayalan penulis sebelumnya, dibalik dinding bercat kayu yang memimpikan sesuatu kekuatan ajaib. Tetapi perubahan alur cerita ini tidak mengurangi dari pesan yang akan disampaikan oleh penulis sendiri agar tetap meneruskan karyanya.

Kekuatan didalam diri sendiri kadang kala terlupakan ketika kita melihat takjub dengan kekuatan atau kemampuan orang lain, disaat mereka berjuang. Kita harus terus berjuang agar kemampuan diri kita tidak terpendam, sehingga mengatakan akan sesuatu itu saya tidak mampu.

Intusi dan kreatipitas tidak terdapat pada orang lain melainkan terdapat pada diri kita sendiri. Jadi insfirasi merupakan modal awal kita untuk menggapai tujuan. Kebanyakan insfirasi berasal dari pimikiran kita yang terlintas yakni bermula dari hanya sekedar angan-angan dan lamunan.

Untuk menggapai tempat yang tinggi tentu anda harus menyusun alat pembantunya, mungkin itu tangga atau membuat susuna batu bata, sama halnya dengan kehidupan untuk mengapai tujuan anda harus memulai menyusun batu dari bawah.

Tidak ada komentar: