Si kurus masih
tetap melanjutkan kisahnya, ia masih termenung di gubuk derita sendiri didalam
kebisuan. Dibalik dinding bercat kayu yang gelap-gulita dalam waktu seketika,
menjadi terang benderang oleh cahaya berwana biru yang keluar dari balik
genggaman tangan kananku. Cahaya ajaib apa ini sehingga menyilaukan mata,
setelah aku buka ternyata ada sebuah gelang kecil yang terbuat dari batu
berbentuk seperti biji-biji kenari.
Gelang itu sangat
harum, setiap kali aku pelintir satu persatu, biji itu mengeluarkan serpihan
cahaya beserta semerbak harum cendana bercampur kasturi. Aroma misik harum yang
melekat itu selalu mengajak hayalan kita ikut memeperlihatkan pada ketenangan
hati.
Aku yakin
pengalaman tadi bukanlah bunga tidur semata, setelah aku lihat memang waktu
sudah menunjukan pukul 22.31 WIB, sebaiknya aku segera mengenakan gelang
tersebut dan kembali melanjutan tidur untuk menyabut hari yang cerah di pagi
hari, serta berharap aku dapat ketemu kembali dengan si pemberi gelang yang
indah ini.
Kenyataan memang
sangat jauh dengan harapan ternyata hari sudah terlalu pagi, selimut yang
tebal, kasur yang empuk dan beberapa bantal yang hangat, hingga saat ini tak
mampu membendung mataku yang tetap terjaga, dalam benakku hanya tergambar
sebuah senyuman beserta kejadian yang barusaja aku saksikan. Memang sungguh
pengalaman yang indah, aku selalu berharap Yang memberikan gelang tasbih ini
dapat mengantarku ku kembali kedalam buaian tidur lelapku sambil mengusap
kepala dan mengatakan kepada diri ini tidurlah besok masih ada waktu kembali
untuk kita jumpa.
Kepenatan
sehari-hari memang terlalu banyak menyita pikiran, tenaga dan seluruh asfek
kehidupan pribadi, semua omong kosong mengenai karir dan kesuksesan seakan
membodohi kita dengan rangkulan senyuman.
Tapi sayang
terkadang kita melupakan jati diri pribadi, seakan tidak memperdulikan saudara
kita yang berada didalam jasad. Tubuh memang memiliki kebutuhan yang harus
dipenuhi, tetapi saudara tubuh yakni batin juga memerlukan kehangatan
tersendiri.
Kita tidak bisa menolak
jika keinginan tubuh mesti dipenuhi, tetapi kita kerap kali mengeyampingkan
keinginan hati untuk dimanja. Ketika kedua kekuatan tersebut bergejolak, maka
akan ada perbedaan mencolak didalam diri kita.
Hati akan menjadi
musuh didalam tubuh, karena mereka kerap kali kita lupakan. Harus ada jalan
keluar yang mesti kita perbuat dalam mendamaikan kedua kekuatan ini. Kita harus
membagi waktu untuk mereka berdua, kita harus bertindak propesional jangan
sampai waktu mereka saling tumpang tindih sehingga saling bergesekan.
Angan-angan bukan
hanya sebuah bualan belaka, tetapi kita dapat mempergunakan mereka sebagai alat
menuju masa depan. Seluruh karya besar memang tercipta hanya dari sebuah
lamunan.
Penulis : Alur cerita pada
cerita ini dikembalikan kepada hayalan penulis sebelumnya, dibalik dinding
bercat kayu yang memimpikan sesuatu kekuatan ajaib. Tetapi perubahan alur
cerita ini tidak mengurangi dari pesan yang akan disampaikan oleh penulis
sendiri agar tetap meneruskan karyanya.
Kekuatan didalam diri
sendiri kadang kala terlupakan ketika kita melihat takjub dengan kekuatan atau
kemampuan orang lain, disaat mereka berjuang. Kita harus terus berjuang agar
kemampuan diri kita tidak terpendam, sehingga mengatakan akan sesuatu itu saya
tidak mampu.
Intusi dan kreatipitas tidak
terdapat pada orang lain melainkan terdapat pada diri kita sendiri. Jadi
insfirasi merupakan modal awal kita untuk menggapai tujuan. Kebanyakan
insfirasi berasal dari pimikiran kita yang terlintas yakni bermula dari hanya
sekedar angan-angan dan lamunan.
Untuk menggapai tempat yang
tinggi tentu anda harus menyusun alat pembantunya, mungkin itu tangga atau
membuat susuna batu bata, sama halnya dengan kehidupan untuk mengapai tujuan
anda harus memulai menyusun batu dari bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar